"INDONESIA UNGGUL" adalah buku ketiga karya SBY yang merupakan versi Bahasa Indonesia dari buku keduanya Indonesia On The Move. Buku setebal 335 halaman ini berisi kumpulan pidato dan artikel SBY yang pernah dibacakan dalam berbagai forum atau dimuat di media internasional.
"Buku ini merupakan kumpulan pidato saya. Dalam penulisannya saya dibantu saudara Dino Pati Djalal dan juga mendapat masukan dari banyak pihak", (Jakarta, Desember 2008)
Buku "Indonesia Unggul" memaparkan kembali babak baru kehidupan bernegara yang tercermin lewat penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) secara langsung pada 2004. .
Dalam buku ini, SBY juga menuliskan refleksi atas apa yang telah dilakukannya, termasuk menyangkut utang Presiden yang belum dipenuhi bagi rakyat Indonesia.
Alasan SBY menulis buku ini salah satunya adalah untuk menepis anggapan banyak pihak yang kerap salah dalam memahami Indonesia sehingga menimbulkan prasangka buruk.
SBY mengungkapkan "Saat masih menjadi menteri, saya bertemu Colin Powel dan saat itu dia berkata Indonesia adalah negara yang sering salah untuk dipahami."
Oleh sebab itu sebagai Kepala Negara, SBY merasa sudah menjadi kewajibannya untuk meluruskan kesalahpahaman itu dengan berbagai cara, termasuk melalui penulisan di sebuah buku.
Di depan hadirin dan sejumlah menteri yang hadir dalam peluncuran buku ini, SBY mengatakan , "Dari segi substansi, pikiran-pikiran dasar memang saya hadirkan sebagai alat komunikasi saya, baik kepada masyarakat global maupun di kalangan dalam negeri sendiri. Kumpulan dari pidato dan artikel saya yang saya hadiri di berbagai forum dan berbagai media terutama media internasional ... "
"Saya menyampaikan banyak hal tentang Indonesia. Di buku ini saya banyak berbicara tentang demokrasi. Orang mengatakan demokrasi di Indonesia masih muda. Barangkali benar, tapi kita berada di jalur yang tepat untuk terus memekarkan demokrasi kita. Saya juga banyak menyampaikan tentang Islam. Kita sampaikan ajaran yang benar tentang Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang Islam,"
"Buku ini merupakan kumpulan pidato saya. Dalam penulisannya saya dibantu saudara Dino Pati Djalal dan juga mendapat masukan dari banyak pihak", (Jakarta, Desember 2008)
Buku "Indonesia Unggul" memaparkan kembali babak baru kehidupan bernegara yang tercermin lewat penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) secara langsung pada 2004. .
Dalam buku ini, SBY juga menuliskan refleksi atas apa yang telah dilakukannya, termasuk menyangkut utang Presiden yang belum dipenuhi bagi rakyat Indonesia.
Alasan SBY menulis buku ini salah satunya adalah untuk menepis anggapan banyak pihak yang kerap salah dalam memahami Indonesia sehingga menimbulkan prasangka buruk.
SBY mengungkapkan "Saat masih menjadi menteri, saya bertemu Colin Powel dan saat itu dia berkata Indonesia adalah negara yang sering salah untuk dipahami."
Oleh sebab itu sebagai Kepala Negara, SBY merasa sudah menjadi kewajibannya untuk meluruskan kesalahpahaman itu dengan berbagai cara, termasuk melalui penulisan di sebuah buku.
Di depan hadirin dan sejumlah menteri yang hadir dalam peluncuran buku ini, SBY mengatakan , "Dari segi substansi, pikiran-pikiran dasar memang saya hadirkan sebagai alat komunikasi saya, baik kepada masyarakat global maupun di kalangan dalam negeri sendiri. Kumpulan dari pidato dan artikel saya yang saya hadiri di berbagai forum dan berbagai media terutama media internasional ... "
"Saya menyampaikan banyak hal tentang Indonesia. Di buku ini saya banyak berbicara tentang demokrasi. Orang mengatakan demokrasi di Indonesia masih muda. Barangkali benar, tapi kita berada di jalur yang tepat untuk terus memekarkan demokrasi kita. Saya juga banyak menyampaikan tentang Islam. Kita sampaikan ajaran yang benar tentang Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang Islam,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar dan saran anda dibutuhkan untuk kemajuan blog ini